Oleh: Istiana |
Yogyakarta - Slondok renteng, oleh-oleh khas sederhana yang berbentuk bulat bolong seperti layaknya cincin, tapi bukan cincin lamaran dari doi ya Jogeaters, karena ia dikemas unik dengan direnteng. Oleh-oleh ini terkenal khas lereng gunung merapi yang berasal dari dusun Boyong, Sleman dan lokasinya masih rekomendasi aman dari lereng karena berjarak 8 km. Sedangkan yang tidak diperbolehkan yaitu yang berjarak 5 km.
Cemilan ini terkenal sejak bencana erupsi Merapi 2010, namun sudah ada sejak 1960. Dahulu, sebelum ada plastik Pak Mul menjualnya dengan cara di renteng memakai ikatan bambu. Salah seorang usahawan bidang jasa titip oleh-oleh di Yogyakarta yang bernama Pak Deni, melestarikan oleh-oleh yang ada di Yogyakarta, mulai dari yang khas dan tradisional sampai yang modern. Salah satunya yang ia jual yakni slondok renteng dari Pak Mul.
Bahan baku dari slondok renteng ini berasal dari bahan yang sederhana, yakni singkong Kalimantan yang dianggap lembut serta diambil langsung dari petani di Turi dan bumbunya hanya bawang putih dan garam, “Slondok yang bulat-bulat itu dimasukkan dalam bambu yang sudah dibuat tipis seperti tali kemudian diikat sehingga slondok seperti rentengan”, begitulah penjelasan Pak Deni selaku usahawan jasa titip oleh-oleh. Dapat diketahui lebih jelas bahwa proses pembuatan slondok ini memakan waktu selama dua hari, singkong dikupas bersih lalu dibersihkan dan dikukus sampai matang, setelah matang singkong tersebut diambil serat tengahnya diproses dengan mesin penggiling dan dijemur sampai agak kering dan dipelintir sampai membentuk bulatan lingkaran. Namun, penggunaan mesin ini adalah hal yang baru karena sejak dulu Pak Mul menggunakan alu dari kayu dan lumpang untuk menghaluskan singkong tersebut. Finalnya digoreng dengan minyak goreng yang dipanaskan selama 15 menit, lalu menggorengnya jangan sampai “kebrangas” yang maksudnya jangan sampai gosong. Setelah itu ada proses pengeringan yang dalam bahasa jawa yakni proses penggarangan selama 1 jam, lalu direnteng agar mudah dibawa kemana saja.
Cemilan ini memang kalah pamor dengan gudeg atau bakpia, meskipun begitu slondok renteng ini sangat diminati karena sangat gurih akan bawang dan garamnya tanpa penyedap rasa apapun serta tidak ribet dibawa, bahannya tanpa pengawet dan proses pembuatannya juga masih kebanyakan dengan manual kerja keras tangan manusia dan hal ini dapat dipertahankan sebagai cemilan yang ringan dan bisa menjaga kesehatan dari bahan pengawet. Kebanyakan pelanggan mengatakan bahwa makan slondok renteng ini sangatlah enak dimakan, baik untuk campuran makanan berat atau sekedar ngemil di hari lebaran atau hari biasa.
Tempat dari pembuatan slondok renteng terbuka untuk mengetahui proses pembuatannya, tak jarang rombongan wisatawan atau anak sekolahan yang datang berkunjung hingga membantu dan berlatih membuat slondok renteng. Untuk urusan harga tidaklah mahal Jogeaters, bisa menggunakan jasa titip dari Pak Deni yaitu dengan akun @oleholehjogja.online melalui nomor whatsapp yang tertera di bio akun tersebut atau membeli langsung di tempat Pak Mul ya! Jangan lupa beli yang banyak agar tidak cepat habis saat ngemil. Jogeaters juga bisa memilih oleh-oleh lainnya di jasa titip Pak Deni karena beliau menyediakan banyak oleh-oleh bagi kalian yang pecinta kuliner atau sekedar untuk makan dan ngemil di jalan. Semoga bisa terus melestarikan kuliner nusantara kita ya Jogeaters!
0 comments