@dimsumsewu.id menjual frozen food di Street Food Klebengan Oleh Eliza Triana Asmara |
Istilah street food mungkin sudah tidak asing terdengar di kalangan anak muda zaman sekarang. Apalagi makanan yang dijual kebanyakan makanan yang memiliki selera western food. Makanan western food memiliki banyak keunikan yang membuat makanan tersebut banyak digemari oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Tak salah jika makanan western food ini menjadi ladang cuan yang menjanjikan bagi pemilik usaha.
Salah satu street food yang ada di Yogyakarta ialah
street food Klebengan Gor Universitas Gadjah Mada. Banyak sekali menu
yang dapat jogeaters temui di street food Klebengan ini. Dimulai
dari makanan lokal maupun makanan yang berbau western food. Bicara
tentang banyaknya menu yang dijual berarti sama dengan banyaknya peluang bisnis
yang ada di street food ini. Sebagai tempat pariwisata, Kota Yogyakarta
juga memberi peluang kepada para pebisnis untuk selalu berinovasi dalam bidang
kuliner. Kuliner akan selalu diburu oleh para wisatawan ataupun warga lokal.
Menikmati suasana sore hari di Yogyakarta, membeli
aneka jajanan street food bisa menjadi pilihan para pengunjung setelah
menghabiskan waktu seharian menjalankan aktivitasnya. Sama halnya dengan
penjual yang menyewa stand di Pasar Klebengan, adanya lokalisasi tempat untuk
memasarkan produknya menjadi salah satu sumber penghasilan bagi para penjual.
Seperti salah satu penjual di sana yaitu @dimsumsewu.id yang menjual
aneka makanan frozen food di Klebengan, menurut hasil wawancara dua
karyawan @dimsumsewu.id street food Klebengan menjadi salah satu tempat
pilihan untuk mereka menjajakan produk usahanya. "Dalam sehari saja bisa
mendapat omzet ratusan ribu rupiah” ujar mas Febri Nurhidayat. Dua tahun adalah
waktu yang tidak sebentar untuk menjadi bagian dari street food
Klebengan.
Bisnis
western food menjadi fenomena yang marak sekali dijalankan di Daerah
Istimewa Yogyakarta karena menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menggiurkan.
Mengapa demikian? Karena dengan waktu penjualan yang terbilang singkat dimulai
dari pukul 16.00 s/d 22.00 WIB penjual dapat mengasilkan omzet sampai ratusan
ribu rupiah. Sungguh menjadi ladang cuan yang menggiurkan bukan?
Walaupun
begitu, penjualan memang tidak selalu untung setiap waktu. Ada kalanya penjual
mendapatkan untung yang banyak, namun tak jarang penjual juga mengalami
kerugian dari penurunan omzet penjualan. Seperti halnya penjual @dimsumsewu.id
ketika cuaca hujan, mereka mengalami penurunan omzet karena pengunjung yang
datang biasanya lebih sedikit dibandingkan ketika cuaca cerah. Tak jarang pula
para penjual menutup stand dagangan mereka karena faktor cuaca buruk. Meskipun
begitu para pedagang berusaha untuk tetap pantang menyerah mencari cuan di street
food Klebengan.
Para
pedagang yang memiliki semangat sebagai pebisnis sejati tentunya tidak akan
kehabisan akal, seperti yang dilakukan penjual @dimsumsewu.id yang
berinisiatif untuk membuat akun bisnis instagram dengan nama akun @dimsumsewu.id.
Di sana mereka selalu memberikan informasi cabang @dimsumsewu.id
lain sebagai alternatif pembelian ketika di salah satu tempat tidak berjualan.
Tidak
hanya @dimsumsewu.id, banyak diantara pedagang di street food Klebengan
yang mempunyai akun bisnis instagram sebagai alternatif penjualan. Dengan alibi
“yang terpenting bisa menghasilkan cuan di kala cuaca tidak bersahabat, mba.”
Ujar salah satu pedagang di street food Klebengan.
Berbagai suka duka dirasakan oleh pedagang street food Klebengan. Namun para pedagang justru bersyukur dan berterima kasih kepada pihak terkait yang telah menyediakan tempat dan stand untuk berjualan di depan Gor Klebengan Universitas Gadjah Mada. Street food ini menjadi salah satu ladang cuan yang dinilai cukup strategis untuk para pebisnis kuliner. Gimana nih lumayan bisa dijadikan peluang bisnis dan menghasilkaan ladang cuan bukan? Apakah jogeaters siap menjadi bagian para pencari cuan di street food Klebengan selanjutnya?
Dokumentasi Liputan |
0 comments