Oleh: Istiana |
Yogyakarta - Belut? Jogeaters ada yang merasa geli tidak ya saat mendengar hewan sawah yang satu ini, ia licin seperti ular dan berlendir. Eits! jangan geli dulu ya, kali ini belutnya beda dengan yang ada di sawah atau di jual dipasar ikan, belutnya sudah diproses dan dikemas dengan apik menjadi keripik belut yang super renyah dan sehat. Unik ya, hewan yang geli bisa di jadikan cemilan yang sangat renyah dan enak dimakan saat santai maupun sibuk, karena kemasannya sudah rapi dan cantik. Apakah Jogeaters sudah tertarik ingin membeli? Kita lanjut dulu mengenal lebih dekat keripik Mbok Sajinem ini ya.
Keripik yang satu ini sangat terkenal dan melegenda dari Mbok Sajinem yang sudah berjualan sejak 1970, dan saat ini sudah digeluti oleh generasi kedua. “Awalnya, usaha ini hanya untuk memanfaatkan hasil alam dari daerah saya, tapi justru jadi usaha yang besar saat ini”. Begitulah keterangan dari Pak Mursito. Namun, sejak penggunaan pupuk kimia, lahan pertanian tak lagi jadi tempat tumbuh belut yang tadinya sangat banyak di daerah Kulon Progo khususnya kini menjadi hilang. Pak Mursito tak langsung menyerah dengan keadaan itu, ia pun mengambilnya dari beberapa daerah di Indonesia seperti Kediri dan Trenggalek.
Soal rasa, Pak Mursito tetap mempertahankan cita rasa demi menjaga kenangan ibunya. Hanya saja, alat yang sudah sedikit bergeser ke teknologi modern, dan semakin profesional dalam pembuatannya, contohnya saja dalam penggunaan minyak untuk menggoreng yang hanya dipakai selama 16 jam serta masih memakai tungku dan menjaga kebersihan dapurnya. Secara rincinya,keripik belut ini cara pembuatannya tidaklah rumit, namun memerlukan kebersihan yang ekstra agar tak berbau amis dikarenakan belut memiliki darah yang lebih banyak dari pada ikan. “Karena harus benar-benar bersih dan darah nggak ada. Kalau darahnya ada nanti kualitasnya jadi nggak awet, nggak bisa tahan lama,” Ujar Pak Mursito. Biasanya mereka menggunakan jahe untuk melumuri belut namun tak berlebihan dan sesuai takaran agar tak merusak aroma itu sendiri dan citra rasanya. Lalu , mereka menggunakan tepung buatan sendiri dari tiga macam campuran beras sehingga keripik belutnya lebih renyah, “Pakainya beras khusus, pakainya C4, mentik wangi, sama bramu, terus digiling dengan penggiling yang paling lembut,” jelas Pak Mursito. Dalam pembuatannya juga menggunakan air matang agar tidak mudah tengik. Keripik Mbok Sajinem ini bisa mengolah belut minimal 50 kg per hari dan meningkat saat hari raya maupun akhir tahun dan tak ada stok berlebih demi menjaga keripik yang selalu fresh nih Jogeaters.
Luar biasanya bisnis keripik belut ini bisa menjual produknya hingga keluar kota bahkan ke luar negeri loh Jogeaters! Sampai ke Australia atau negeri kangguru, Singapura si negeri kecil yang maju, Malaysia negeri tetangga, dan bahkan negeri dari Oppa kamu, ya apalagi kalau bukan Korea. Zaman yang serba online apalagi sejak pandemi menyerang, semua hal dilakukan agar ekonomi tak semakin merosot dikarenakan kurangnya aktifitas diluar dan tidak bisa berinteraksi dengan sesering mungkin. Maka pihak keripik Mbok Sajinem ini menggencarkan promosinya di instagram hingga followersnya mencapai 35,2 Ribu. Fantastis bukan? Apakah Oppa kalian menyukai keripik belut? Bisa jadi ya, jadi jangan lupa order secara online di @kripik_mboksajinem ya, tersedia juga yang frozen dan keripik lainnya untuk kalian yang ingin menyimpannya lebih lama.
0 comments