Penjual Takoyaki di Street Food Klebengan Oleh Laela Fitriatul Khoeriyah |
Kenaikan
harga minyak goreng yang kian meroket akhir-akhir ini membuat kelabakan
masyarakat Indonesia, khususnya ibu-ibu dan para pedagang gorengan atau makanan
lainnya. Namun berbeda dengan pedagang takoyaki di street food Klebengan Yogyakarta yang mengaku tak merugi
walau harga minyak goreng kian meroket.
Para pedagang di street food Klebengan mengakui sempat resah terkait harga minyak goreng yang kian meroket. Tetapi mereka tidak ada pilihan lain selain tetap berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang terus berjalan. Minyak goreng memang bukan bahan utama dalam pembuatan takoyaki, namun kehadirannya cukup krusial dan sangat berperan bagi pedagang takoyaki. Pasalnya takoyaki dalam pembuatannya harus digoreng dan cukup banyak membutuhkan minyak.
“Walaupun
harga minyak mahal kita ngga rugi, mba. Karena kami ada beberapa outlette
kedai jadi beli minyaknya sekalian banyak agar dapat harga miring. Harga telor
dan bahan lain juga pasti akan naik terus jelang puasa tapi kami tetap jual takoyaki
dengan harga seperti biasanya Rp. 10.000/porsi.
Tapi jumlah per porsi kami kurangi yang biasanya dalam 1 porsi kami isi
5 sekarang jadi 4. Alhamdulillah penjualan tetap stabil tetap ramai pembeli dan
memang kualitas takoyaki kami utamakan walaupun bahan-bahan pembuatannya naik
terus.” Tutur pedagang takoyaki street food Klebengan (22/03/2022).
Perubahan
kuantitas mejadi pilihan bagi pedagang takoyaki agar kualitas dan keuntungan
tidak merosot. “Kebetulan kami hanya bekerja ya, mba. Di sini cuma karyawan, dan
bos kami punya beberapa jenis usaha seperti takoyaki dan pisang goreng raja
tanduk. Dan kami rasa tidak merugi dengan adanya perubahan kuantitas per
porsinya.” Mereka juga mengaku karena bisnis takoyaki yang mereka jalankan ada beberapa cabang dan
memiliki usaha pisang goreng raja tanduk, maka mereka tidak akan rugi jika omzet
diakumulasikan jadi satu.
Tidak
hanya pedagang takoyaki saja yang merasakan dampak dari kenaikan harga minyak
goreng namun pedagang di street food Klebengan lainnya pun merasakannya.
Seperti yang kita ketahui bahwa street food merupakan tempat dimana
makanan dan minuman siap santap yang dijual di jalanan, atau area publik yang
sengaja dibentuk untuk tempat berdagang. Street food atau kerap disebut
dengan jajanan kaki lima kini mulai marak dan dapat kita temui di sore hari
hingga malam.
Berbagai
makanan dan minuman disajikan di street food mulai dari aneka dimsum, takoyaki,
telor gulung, cilor, batagor dan masih banyak lagi. Makanan di street food
memang identik dengan makanan siap santap yang pasti dalam pengolahannya
membutuhkan minyak goreng. Untuk itu adanya kenaikan harga minyak goreng
sejumlah pedagang harus mensiasati jualannya agar tidak rugi namun tetap ramai
pengunjung, salah satunya pedagang takoyaki yang dijelaskan di atas.
Para
pedagang street food, khususnya pedagang takoyaki merasa tak rugi, namun
mereka berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan agar pasokan maupun harga
minyak goreng bisa kembali normal. Kenaikan harga minyak memang menjadi salah
satu masalah bagi para pedagang street food, tapi mereka tetap bersyukur
dengan dibukanya street food Klebengan Yogyakarta yang menjadi lapak
untuk berdagang. Pujasera Klebengan juga menyiadakan food court bagi
para pedagang makanan berat seperti nasi gudeng, nasi rames dan lain
sebagainya. Tentu dibukanya food court dan street food di Klebengan
tidak hanya menjadi lapak rezeki untuk pedagang saja, namun bagi sejumlah
tukang parkir.
0 comments