Yangko “Di Loyang Lan Di Potong Mengko” Oleh-Oleh Khas Kota Gede Yogyakarta Yang Melegenda

Yangko Pak Prapto Varian Rasa Asli dan Rasa Kacang
Yangko Pak Prapto Varian Rasa Original dan Rasa Kacang
Oleh Istiana


Yangko, banyak sekali artikel atau berita yang membicarakan tentangnya dikarenakan posisinya sebagai oleh-oleh pilihan nomor dua di Yogyakarta setelah bakpia. “Mungkin karena bakpia itu kan ada rasa gurihnya ya, kalo yangko itu kan manis aja jadi kan  setiap lidah daerah masing-masing berbeda, terkadang mereka kan gak suka yang manis” begitulah argumen yang dilontarkan oleh Ibu Daru sang pewaris usaha oleh-oleh yangko Pak Prapto. Menurut sejarah mengatakan yangko ini sudah ada sejak tahun 1939, dan menurut Bu Daru yangko dikenal sejak tahun 1950 yang terkenal dari daerah Kota Gede Yogyakarta, dan yang paling terkenal di daerah Yogyakarta dari sekian banyak yang menjual yangko di toko-toko, tempat wisata, bahkan di jalanan yakni salah satunya adalah yangko Pak Prapto, yang menurut sejarah di ceritakan oleh Bu Daru yangko Pak Prapto ini dimulai oleh mbah dari Pak Prapto sendiri, “yangko ini dulu kan dimulai dari si mbahnya bapak dan diwariskan sampai ke bapak saya dan sampai kepada saya”.

            “Menurut cerita bapak dulu, kalo orang dahulu membuat nama itu simpel saja ya, kalo yangko itu adonan yang di kasih loyang besar dan tidak  bisa langsung di potong, makanya nanti itu kan dalam boso jowo kan mengko, Yang di kek ke loyang leh motong e mengko.” Begitulah perkataan Bu Daru mengenai arti dari nama oleh-oleh Yogyakarta ini, terdengar unik dan simpel. Walau begitu, namanya cukup besar di Yogyakarta yang penuh akan wisatawan setiap harinya.

            Peminat dari yangko sendiri pada awalnya diminati orang-orang yang ke makam raja  yang ada di Kota Gede untuk menjadi oleh-oleh dan saat ini peminatnya meluas menjadi warga sekitar dan pendatang lainnya. Hal ini menjadi jejak sejarah yang mana dahulu yangko Pak Prapto ini berlokasi di dekat makam raja saat ini pindah ke toko yang telah ditempati Ibu Daru dan semakin menarik untuk di pasarkan dengan kemasan yang simpel dan rapi. Semakin luas peminatnya semakin banyak pula varian rasa dari yangko, yang pada awalnya hanya rasa original menjadi varian kacang, nangka, wijen, coklat, jeruk, duren, dan lain sebagainya. Harganya sendiri tergolong murah untuk oleh-oleh legendaris ini, di zaman sekarang hanya senilai Rp. 19.000,- per box nya dan isinya terdapat 30 potong yangko.

            Yangko, tak lekang dimakan masa karena Yogyakarta tak pernah kehabisan wisatawan walau pandemi telah melanda sejak 2 tahun lalu di Indonesia dan dunia.Yangko Pak prapto menempati urutan populer dalam penjualan yangko yang ada di Yogyakarta, karena jejak sejarahnya yang jelas dan bisa diceritakan pada yang membutuhkan informasi tentangnya, entah itu dari para wisatawan, bahkan mahasiswa yang sedang meneliti tentang yangko sebagai oleh-oleh yang berasal dari Yogyakarta ini.

            Sebelum ada media, yangko ini dikenal dari mulut ke mulut dari orang yang telah dahulu membeli, dan saat ini di perkenalkan dan di pasarkan di media sosial. Meskipun yangko Pak Prapto hanya ada di satu tempat, tapi keaslian dan pelestarian yangko ini tetap di jaga oleh para pewarisnya seperti Ibu Daru yang berlokasi di Jalan Pramuka Nomor 82, Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta dengan jam buka dari pukul 08.00 WIB sampai jam 21.00 WIB.

Dokumentasi Liputan


0 comments