Sejarah Produksi Wedang Uwuh Farellin, Minuman Dari Sampah yang Menyehatkan

Dedaunan rempah dan gula batu dalam wedang uwuh
Oleh Fatimatuz Zahra

Rumah produksi Wedang Uwuh Farellin yang bertempat di Kadipaten Wetan, Jalan Kp. No. 194, Kadipaten, Kecamatan Kraton, Yogyakarta ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu. Wedang Uwuh biasa di jadikan buah tangan oleh sebagian besar wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta. Wedang Uwuh bisa mengobati penyakit seperti batu, masuk angin, pegel linu, perut kembung. Minuman herbal yang mempunyai manfaat untuk memperkuat daya tahan tubuh ini di produksi sendiri. Wedang Uwuh merupakan minuman herbal yang berasal dari Imogiri dan di produksi serta di jual kembali oleh Ibu Suci selaku produsen Wedang Uwuh Farellin.

“Dulu sering main ke Imogiri dan sering beli itu (Wedang Uwuh) jadi berpikir wah sepertinya cocok nih kalo dijadikan oleh-oleh makannya bikin” ucap Ibu Suci (31/03/2022)

Dalam bahasa Jawa, Wedang Uwuh mempunyai arti yang unik yakni Wedang yang artinya “minuman” dan Uwuh yang artinya “sampah.” Kemudian Wedang Uwuh di masyarakat sekitar biasa disebut sebagai sampah dari daun-daun yang jatuh. Sesuai dengan namanya, Wedang Uwuh mempunyai komposisi yang juga berasal dari dedaunan. Seperti halnya wedang pada umumnya, Wedang Uwuh juga terbuat dari jahe namun yang membuat dia berbeda adalah komposisi lainnya seperti, daun cengkeh, daun pala, daun kayu manis, serut secang serta tambahan batang cengkeh.

Inspirasi masyarakat Imogiri untuk membuat minuman herbal dari dedaunan ini, juga di dukung oleh lokasi di sekitar makam Imogiri yang di penuhi oleh pohon-pohon herbal seperti cengkeh, sehingga membuat masyarakat sekitar berpikiran untuk menciptakan dan mengolah dedaunan herbal tersebut menjadi minuman yang mempunyai sejuta manfaat. Namun, tidak semua  bahan dasarnya itu di dapat di Imogiri karna sebagian besar bahannya seperti kayu manis itu berasal dari Kulon Progo. Komponen paling penting dalam racikan Wedang Uwuh adalah kayu secang. Kayu secang ini telah lama dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sifilis, batuk darah dan radang.

Sejak zaman dahulu, Wedang Uwuh merupakan minuman khas di kalangan orang-orang sekitar Kraton Mataram, namun tidak untuk rajanya. “Ya itu kalo yang rajanya itu kalo minum bukan yang seperti ini tapi ada lagi, ini kan cuma untuk yang di sekitar makam itu aja. Kalo yang untuk anu (raja) itu ada lagi namanya bir pletok,” jawab Ibu Suci (31/03/2022)

Namun dari beberapa sumber disebutkan bahwa minuman ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1630-an saat Sultan Agung menjadi raja Kerajaan Mataram, ketika ia sedang mencari lokasi untuk pemakaman sentana (raja-raja) dinasti Mataram.

Wedang Uwuh cocok untuk orang yang tidak begitu suka dengan rasa pedas seperti yang terdapat pada halnya wedang jahe pada umumnya, karena Wedang Uwuh bahan dasarnya lebih ke dedaunan yang mengarah pada aroma daun herbal dan rempah-rempah yang menenangkan.

Sistem penjualan Wedang Uwuh Farellin selain menggunakan jasa online, Ibu Suci juga menyetok bahan kering kemudian di sebarluaskan di dareah-daerah lewat reseller dari berbagai kota misalnya Bekasi, Tangerang dan Kalimantan. Angka penjualan minuman khas daerah Imogiri ini juga naik saat pandemi karena masyarakat lebih memperhatikan kesehatan dan menjaga imun tubuh. Itu semua juga tidak terlepas dari banyak mengkonsumsi makanan dan minuman sehat seperti Wedang Uwuh ini.

Minuman yang kerap dijadikan sebagai bahan pengobatan tradisional ini diharapkan bisa terus berkembang lebih luas di pelosok nusantara, sehingga bisa mempertahankan nilai budaya dan sejarah yang ada di dalamnya.

Dokumentasi Liputan


0 comments