Oleh: Ade Yaning Crislynn Saraswati |
Yogyakarta – Kalau kata Joko Pinurbo, Jogja itu terbuat dari rindu, pulang dan angkringan. Gak heran sih, karena setiap kita berjalan di sepanjang sisi jalan kota Jogja, bukanlah hal yang sulit untuk menemukan tenda angkringan yang selalu siap sedia menyajikan berbungkus-bungkus nasi kucing beserta lauk pauknya yang menggugah selera. Sebungkus nasi kucing cukup untuk mengganjal lapar di perut. Kalau masih kurang, nambah lagi sebungkus dua bungkus sudah bisa dijadikan porsi makan yang pas. Nah Jogeaters, di dekat jembatan Sayidan Yogyakarta, ada satu warung angkringan yang recommended banget nih untuk dijadikan tempat singgah selagi memenuhi kebutuhan perut. Angkringan ini bisa Jogeaters temui di depan Gereja Katolik Santo Yusuf, Jl. Bintaran Tengah, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karena posisinya yang berseberangan dengan gereja, orang-orang biasa menyebut angkringan ini dengan sebutan “Angkringan Gereja”. Lokasi tempat angkringan gereja berjualan bisa dibilang berada di lingkungan mahasiswa, sebab di daerah Bintaran ini dikelilingi oleh asrama mahasiswa dari berbagai daerah, seperti asrama putri Sumatera Barat dan asrama putra Riau. Tentunya, selain berada di lingkungan mahasiswa, harganya yang murah juga menjadikan angkringan gereja ini sebagai tempat makan langganan warga sekitar, terutama para mahasiswa yang tinggal di asrama. Tak jarang mereka juga mengajak temannya untuk membeli nasi kucing di angkringan tersebut.
Nasi Sambal Teri |
Seperti angkringan pada umumnya, angkringan gereja menyediakan dua jenis nasi kucing yaitu ada nasi sambal teri dan nasi oseng tempe. Tapi jangan salah, sambal teri buatan ibuk penjual angkringan gereja ini punya rasa yang berbeda dari nasi sambal teri di tempat lain. Saat memakan nasi dicampur sambal teri, sambalnya terasa seperti sambal buatan simbah dari jaman dulu, unik dan khas sekali dari Jogja. Untuk nasi kucing harganya adalah Rp. 2.500 per bungkus. Disini juga menyediakan banyak macam lauk pauk yang tidak kalah enaknya. Ada gorengan seperti mendoan dan bakwan yang bisa Jogeaters nikmati cukup dengan harga Rp. 1.000 setiap satu gorengan. Ada juga sate-satean, mulai dari sate usus, sate ati, sate bakso dan sate telur puyuh yang per tusuknya diberi harga Rp. 2.500. Selain gorengan dan sesatean, masih banyak juga lauk pauk lain kesukaan pelanggan dengan harga yang cukup terjangkau. Sedangkan untuk minumannya, Jogeaters bisa memilih minuman sesuai yang kalian suka mulai dari susu jahe, teh, es jeruk, kopi.
Angkringan gereja membuka lapaknya di depan sebuah rumah dengan halaman depan yang cukup lapang. halaman tersebut digelari banyak tikar sehingga dapat digunakan sebagai tempat lesehan oleh para pembeli bagi yang mau makan di tempat. Meskipun berada di tengah kota, namun suasana di sekitar daerah Bintaran ini cukup tenang dan terkesan nyaman. Seringkali, para pelanggan yang makan di angkringan ini betah-betah saja duduk berlama-lama sembari mengobrol dengan lawan bicaranya, seolah angkringan gereja ini menjadi tempat orang-orang untuk bersantai sejenak setelah menjalani hari yang cukup melelahkan.
Makanya, angkringan gereja bisa menjadi tempat makan yang cocok juga untuk nongkrong santai. Salah seorang mahasiswa yang tinggal di asrama putri Sumatera Barat juga mengaku sering ngumpul bareng teman asramanya di angkringan ini, “aku sama anak asrama kalo lagi pengen cerita-cerita pasti ngajaknya kesini”. Angkringan gereja di Bintaran ini mulai menjualkan dagangannya dari jam 15.00 WIB. Biasanya, sekitar jam delapan malam keatas penjualnya sudah membereskan warungnya karena nasi kucing disini cepat sekali ludes dibeli pelanggan. So, gimana nih Jogeaters, tertarik mampir ke angkringan gereja ini?
0 comments