Bakpia, Oleh-Oleh yang Wajib Dibeli Saat Berkunjung ke Yogyakarta

Oleh: Nur Afriliani Meliana

Yogyakarta - Bakpia adalah salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta yang paling banyak diminati baik warga lokal maupun dari daerah lain. Ada beragam jenis bakpia yang bisa jogeaters temukan di Daerah Istimewa ini, mulai dari bakpia kering, basah, hingga kukus. Kalau jogeaters lebih suka yang mana? Semua tergantung selera masing-masing ya.


Dalam bahasa Tiongkok, bakpia disebut dengan 'tou luk pia' yang berarti kue pia kacang hijau. Namun ada pula yang menyebut bahwa bakpia berasal dari kata 'bak' dan 'pia'. Bak sendiri berarti daging babi, sedangkan pia adalah kue yang terbuat dari tepung. Jadi, secara harfiah, bakpia adalah kue yang terbuat dari tepung berisi daging babi. Bakpia sendiri sebenarnya berasal dari Negeri China dengan nama asli Tou Luk Pia yang artinya kue pia kacang hijau. Namun mengingat bahwa penduduk Indonesia, khususnya Yogyakarta beragama Islam, maka daging yang semulanya melekat pada bakpia diganti oleh kacang hijau. Penemu bakpia kacang hijau ini adalah Kwik Sun Kwok, yang konon merupakan pemilik Bakpia Pathok 75. Kwin Sun Kwok mulai menjual bakpia kacang hijau ini pada tahun 1948. Namun kala itu bakpia masih dikemas menggunakan besek dan belum diberi nama atau merek. 

Sementara itu, pada tahun 1980 mulai muncul kemasan bakpia dengan label atau merek. Sejak saat itulah bakpia juga mulai dikenal oleh masyarakat. Saat kota Yogyakarta mulai ramai dikunjungi oleh pendatang, bakpia semakin digemari banyak orang apalagi  untuk dijadikan oleh-oleh. Sehingga mulai muncul produsen bakpia dengan skala rumahan, kawasan Pathuk merupakan kawasan yang pertama kali menjadi sentra bakpia. Seiring berkembangya waktu, industri rumahan ini semakin berkembang dan semakin banyak orang yang membuat bakpia. Kampung Pathuk di Yogyakarta dikenal sebagai sentral industri bakpia. Disebut demikian, sebab bakpia pertama kali dibuat di kampung ini. Selain itu, terdapat pula banyak pembuat bakpia di kampung Pathuk. Baik dari skala besar hingga industri rumahan.

Dan semakin menjamurnya bisnis bakpia, produsen mau tak mau harus berinovasi agar roda bisnisnya tetap berjalan dan tetap menjadi oleh-oleh favorit para wisatawan. Satu diantara upaya yang mereka lakukan adalah berinovasi dengan rasa. Seperti yang dilihat kini bakpia tidak hanya berisi kacang hijau, tetapi lebih beragam seperti kumbu hitam, coklat, keju, nanas, durian, coklat kacang, kurma dan berbagai macam rasa lainnya. Ada pula varian bakpia baru seperti roti yang berlapis-lapis.


Kalau Jogeaters berkunjung ke Yogyakarta, pasti akan banyak menemui penjual bakpia. Apalagi di sekitar malioboro, hampir di setiap jalannya pasti ramai dipenuhi oleh penjual bakpia. Bakpia memang paling cocok dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke Yogyakarta karena disukai banyak orang dan tentunya mempunyai cerita sejarah yang menarik. Saking terkenalnya, sampai ada yang beranggapan bahwa ‘belum ke Yogyakarta kalau belumbelii bakpia'. Pernah suatu ketika saya mengantar teman saya membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang kampung, ternyata oleh-oleh yang ia beli pertama kali adalah bakpia.

“Bakpia ini wajib buat oleh-oleh, soalnya orang-orang daerahku taunya oleh-oleh jogja itu cuma bakpia” tuturnya.

Menurutnya bakpia ini adalah makanan yang wajib dibeli saat berkunjung ke Yogyakarta, karena bakpia adalah oleh-oleh khas Yogyakarta yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakatnya. Walaupun memang sebenarnya oleh-oleh khas Yogyakarta tidak hanya bakpia saja. Namun bagi warga lain daerah bakpia adalah satu-satunya oleh-oleh khas Yogyakarta yang sangat melegenda.  


0 comments