JOGEAT

JOGJA EATING-EATING

JOGEAT

JOGJA EATING-EATING

  • Home
  • Social
  • Rubrik
    • Viral/Tren
    • Rekomendasi
    • Food
    • Tips
    • Unik
    • Bisnis
  • Contact Us

Lapak Frozen Food Bu Yuyun
Oleh Wardah Akmaliah Rahmat

Yogyakarta- Tidak lengkap rasanya jika anda berkunjung ke Kota Yogyakarta namun tidak berkunjung ke salah satu Pusat Kuliner terkenal yang berada di pusat Kota Yogyakarta lho. Tempat tersebut ialah Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Tempat yang juga dijadikan salah satu destinasi wisata bagi orang yang hendak atau sedang berlibur di Jogja. Di Yogyakarta itu sendiri terdapat dua alun-alun, Yakni Alun-Alun Utara(Lor) dan Alun-Alun Selatan(Kidul).  

Selain terkenal dengan permainan Masanginnya, Alun-alun kidul juga telah bertransformasi menjadi ruang publik yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Baik itu masyarakat pribumi, ataupun masyarakat pendatang seperti wisatawan. Berbagai kalangan dan usia bercampur menjadi satu. Mulai dari anak-anak yang diantar oleh orang tuanya bermain mengelilingi lapangan, mengejar gelembung sabun yang beterbangan, memainkan beberapa mainan yang dibeli di pedagang kaki lima, sementara itu para orang tua mengawasi sambil menikmati berbagai jajanan yang ada. Tak hanya itu, jika sudah beranjak malam datanglah sekumpulan muda-mudi untuk sekedar bertukar pikiran duduk dipelataran alun-alun, atau ada juga yang menghabiskan waktunya berkeliling di wisata kuliner, dan ada pula yang menyewa sepeda tandem yang dihiasi oleh lampu-lampu nan cantik.

Faktor pendukung lainnya yang menjadikan alun-alun kidul Yogyakarta menjadi destinasi wisata yang harus dikunjungi adalah jajanan streetfood nya yang sangat menggiurkan, beraneka ragam dan mempunyai dua sisi keunikan. Alun-alun Kidul Yogyakarta menyuguhi 2 pilihan kepada pengunjungnya, yakni ada berbagai macam jajanan streetfood yang tengah ramai di media sosial atau dikalangan masyarakat, dan ada juga jajanan khas tradisional yang rasanya tidak kalah enaknya. Seperti Angkringan, Jagung Bakar, atau bahkan Wedang Bajigur  khas Jogja.

Bu Yuyun (46 Tahun), memilih berjualan aneka ragam Frozen Food kemudian diolah dengan cara dibakar. Harganya mulai dari Rp.5000 hingga Rp.25.000. Bu Yuyun mulai menapatkan ide jualan seperti ini pada tahun Covid-19 pertama kali muncul dan tersebar di Indonesia, yakni pada tahun 2020. Mulai dari menjual es putar, sosis bakar, kemudian berkembang menjadi aneka ragam frozen food yang beliau jual hingga sekarang. Bu Yuyun berharap, jualannya semakin laris kedepannya dan juga semakin diminati dan ramai oleh pengunjung.

Angkringan Pak Min di Alun-Alun Kidul

Tak hanya Bu Yuyun, Pak Min (67 Tahun) yang sudah mulai berjualan Angkringan sejak tahun 2000-an juga tidak kalah ramainya oleh pengunjung. Pak Min menanggapi bahwa adanya fenomena ini adalah salah satu bentuk ketetapan Yang Maha Kuasa dalam menentukan Rezeki masing-masing hamba-Nya. Pak Min juga mengatakan bahwa penjual yang ada di Alun-Alun Kidul Yogyakarta sama-sama saling menghargai dan tetap menjunjung tinggi kebersamaan. Walaupun memiliki dua sisi yang berbeda, namun perbedaan itulah yang menjadikan ciri khas tersendiri dari destinasi wisata Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Meskipun berbeda, mereka tetap bersatu dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan.

Olehnya itu, Alun-alun kidul Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Jogja yang unik karena memiliki dua sisi yang berbeda, dua pilihan yang berbeda namun tetap bersatu dalam satu tempat. Hal ini juga yang menjadikan Alun-alun kidul ramai dikunjungi oleh pengunjung karena keunikan dua sisi nya ini. Untuk itu, bagi kalian yang belum berkunjung ke Alun-alun Kidul, yuk segera manjakan lidah kalian dengan berbagai macam suguhan makanan yang enak disini. 


Indoor area dari 28 Coffee Taman Siswa
Oleh Azira Salsabila

Yogyakarta merupakan kota istimewa yang selalu berinovasi setiap waktu. Tempat baru yang nyaman dan strategis selalu ada di kota ini. Tempat yang paling populer di kalangan anak muda saat ini adalah Coffee Shop. Masing-masing coffee shop di Yogyakarta menawarkan keunikannya, baik itu dari segi menu, tempat dan harga yang terjangkau. 28 Coffee merupakan salah satu coffee shop yang memiliki semua keunikan tersebut. 28 Coffe bukanlah Coffee Shop yang berjumlah 28, namun 28 Coffee merupakan nama dari Coffee Shop tersebut. Sangat unik bukan?

28 Coffee berlokasi di Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Coffee Shop ini menjadi salah satu rekomendasi tepat untuk kamu yang ingin berkumpul bersama teman atau ingin menikmati suasana asik untuk mengerjakan tugas. Kafe ini memang tidak terlalu luas, namun ketika masuk ke dalamnya teman-teman bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan.

Kafe ini terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 merupakan tempat pemesanan, didalamnya terdapat sebuah kursi panjang yang disediakan untuk menunggu pesanan, 1 meja panjang dan beberapa kursi yang cocok untuk para mahasiswa mengerjakan tugas kuliah. Di lantai 2, teman-teman bisa memilih area indoor atau outdoor. Area indoor nya sangat nyaman, di sana tersedia kursi, meja, dan sofa yang nyaman. Di lantai 2 juga menyediakan steker di setiap meja sehingga teman-teman tidak perlu khawatir terkendala baterai lowbat.

Kafe ini juga memiliki spot foto-foto yang instagramable. Terdapat sofa panjang dengan cermin yang menutupi dinding di belakangnya yang bisa teman-teman jadikan tempat berfoto untuk mengisi galeri di handphone masing-masing. Nuansa warna putih, coklat, abu-abu dan warna hijau dari tanaman di area indoor ini membuat teman-teman jatuh cinta karena terlihat sangat estetik. Sedangkan di area outdoor, sangat cocok untuk ngumpul bersama teman dari sore hingga malam hari sembari menikmati kerlap-kerlip lampu kota.

Salah satu jenis minuman yang ada di 28 Coffee

Menu yang ditawarkan sangat beragam dan bisa dipilih sesuai selera. Ada varian basic seperti americano, cafe latte, white latte, dan ada espresso single maupun double. Kalau Jogeaters suka kopi susu dengan tambahan berbagai macam sirup, bisa memilih flavoured coffee latte, seperti salted caramel, butterscotch, pandan, hingga rum. Ada juga varian non coffee yang tidak kalah nikmat, seperti sugal, matcha, red velvet, dan aneka teh. Tak lupa mereka juga punya signature menu yang wajib dicoba, seperti aren latte, caramel, macchiato latte, hingga boba latte.

Ukurannya ada regular dan large dengan harga antara Rp9.000 - 25.000. Dengan harga yang murah, tapi rasanya tidak murahan. Untuk salted caramelnya, rasa kopi dan susunya seimbang, creamy, manis dan gurih, salted caramel-nya pun sangat terasa. Bahkan hingga esnya mencair pun rasanya masih enak dan tidak berubah menjadi hambar. Untuk menu makanannya, ada snack seperti kentang goreng dan roti bakar serta makanan berat seperti nasi dengan lauk telur ceplok dan ayam goreng tepung dengan beberapa varian. Ada varian original, geprek, dan blackpepper yang pastinya mengenyangkan. Harga makanannya standar mulai dari Rp. 15.000 - 25.000.

Kebanyakan pelanggan di coffe shop ini adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas atau pelanggan yang bekerja. Ada juga yang sekadar nongkrong untuk minum kopi. Sesuai dengan pernyataan beberapa pelanggan di kafe ini “saya sering datang ke kafe ini, karna kalau ngerjain tugas disini lebih fokus dari pada di rumah. Menunya juga enak dan sesuai dengan kantong” Kata pelanggan yang bernama Ani. “kalau disini suasananya nyaman, jadi enak buat ngerjain tugas. Wifi nya juga kencang, kalau dirumah saya agak lemot. Terus saya juga suka smaa menunya. Porsinya pas dan harga nya tidak terlalu mahal. Kalau di lantai 2 juga bisa foto-foto. Ada musik nya juga. Kadang kalau tidak ada tugas pun saya sering ke sini. Udah nyaman sama tempat ini” kata pelanggan yang bernama Nada.

Dokumentasi Liputan


Yangko Pak Prapto Varian Rasa Asli dan Rasa Kacang
Yangko Pak Prapto Varian Rasa Original dan Rasa Kacang
Oleh Istiana


Yangko, banyak sekali artikel atau berita yang membicarakan tentangnya dikarenakan posisinya sebagai oleh-oleh pilihan nomor dua di Yogyakarta setelah bakpia. “Mungkin karena bakpia itu kan ada rasa gurihnya ya, kalo yangko itu kan manis aja jadi kan  setiap lidah daerah masing-masing berbeda, terkadang mereka kan gak suka yang manis” begitulah argumen yang dilontarkan oleh Ibu Daru sang pewaris usaha oleh-oleh yangko Pak Prapto. Menurut sejarah mengatakan yangko ini sudah ada sejak tahun 1939, dan menurut Bu Daru yangko dikenal sejak tahun 1950 yang terkenal dari daerah Kota Gede Yogyakarta, dan yang paling terkenal di daerah Yogyakarta dari sekian banyak yang menjual yangko di toko-toko, tempat wisata, bahkan di jalanan yakni salah satunya adalah yangko Pak Prapto, yang menurut sejarah di ceritakan oleh Bu Daru yangko Pak Prapto ini dimulai oleh mbah dari Pak Prapto sendiri, “yangko ini dulu kan dimulai dari si mbahnya bapak dan diwariskan sampai ke bapak saya dan sampai kepada saya”.

            “Menurut cerita bapak dulu, kalo orang dahulu membuat nama itu simpel saja ya, kalo yangko itu adonan yang di kasih loyang besar dan tidak  bisa langsung di potong, makanya nanti itu kan dalam boso jowo kan mengko, Yang di kek ke loyang leh motong e mengko.” Begitulah perkataan Bu Daru mengenai arti dari nama oleh-oleh Yogyakarta ini, terdengar unik dan simpel. Walau begitu, namanya cukup besar di Yogyakarta yang penuh akan wisatawan setiap harinya.

            Peminat dari yangko sendiri pada awalnya diminati orang-orang yang ke makam raja  yang ada di Kota Gede untuk menjadi oleh-oleh dan saat ini peminatnya meluas menjadi warga sekitar dan pendatang lainnya. Hal ini menjadi jejak sejarah yang mana dahulu yangko Pak Prapto ini berlokasi di dekat makam raja saat ini pindah ke toko yang telah ditempati Ibu Daru dan semakin menarik untuk di pasarkan dengan kemasan yang simpel dan rapi. Semakin luas peminatnya semakin banyak pula varian rasa dari yangko, yang pada awalnya hanya rasa original menjadi varian kacang, nangka, wijen, coklat, jeruk, duren, dan lain sebagainya. Harganya sendiri tergolong murah untuk oleh-oleh legendaris ini, di zaman sekarang hanya senilai Rp. 19.000,- per box nya dan isinya terdapat 30 potong yangko.

            Yangko, tak lekang dimakan masa karena Yogyakarta tak pernah kehabisan wisatawan walau pandemi telah melanda sejak 2 tahun lalu di Indonesia dan dunia.Yangko Pak prapto menempati urutan populer dalam penjualan yangko yang ada di Yogyakarta, karena jejak sejarahnya yang jelas dan bisa diceritakan pada yang membutuhkan informasi tentangnya, entah itu dari para wisatawan, bahkan mahasiswa yang sedang meneliti tentang yangko sebagai oleh-oleh yang berasal dari Yogyakarta ini.

            Sebelum ada media, yangko ini dikenal dari mulut ke mulut dari orang yang telah dahulu membeli, dan saat ini di perkenalkan dan di pasarkan di media sosial. Meskipun yangko Pak Prapto hanya ada di satu tempat, tapi keaslian dan pelestarian yangko ini tetap di jaga oleh para pewarisnya seperti Ibu Daru yang berlokasi di Jalan Pramuka Nomor 82, Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta dengan jam buka dari pukul 08.00 WIB sampai jam 21.00 WIB.

Dokumentasi Liputan


 

Penjual Takoyaki di Street Food Klebengan
Oleh Laela Fitriatul Khoeriyah

Kenaikan harga minyak goreng yang kian meroket akhir-akhir ini membuat kelabakan masyarakat Indonesia, khususnya ibu-ibu dan para pedagang gorengan atau makanan lainnya. Namun berbeda dengan pedagang takoyaki di street food  Klebengan Yogyakarta yang mengaku tak merugi walau harga minyak goreng kian meroket.

Para pedagang di street food Klebengan mengakui sempat resah terkait harga minyak goreng yang kian meroket. Tetapi mereka tidak ada pilihan lain selain tetap berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang terus berjalan. Minyak goreng memang bukan bahan utama dalam pembuatan takoyaki, namun kehadirannya cukup krusial dan sangat berperan bagi pedagang takoyaki. Pasalnya takoyaki dalam pembuatannya harus digoreng dan cukup banyak membutuhkan minyak.  

Pembuatan takoyaki

“Walaupun harga minyak mahal kita ngga rugi, mba. Karena kami ada beberapa outlette kedai jadi beli minyaknya sekalian banyak agar dapat harga miring. Harga telor dan bahan lain juga pasti akan naik terus jelang puasa tapi kami tetap jual takoyaki dengan harga seperti biasanya Rp. 10.000/porsi.  Tapi jumlah per porsi kami kurangi yang biasanya dalam 1 porsi kami isi 5 sekarang jadi 4. Alhamdulillah penjualan tetap stabil tetap ramai pembeli dan memang kualitas takoyaki kami utamakan walaupun bahan-bahan pembuatannya naik terus.” Tutur pedagang takoyaki street food Klebengan (22/03/2022).

Perubahan kuantitas mejadi pilihan bagi pedagang takoyaki agar kualitas dan keuntungan tidak merosot. “Kebetulan kami hanya bekerja ya, mba. Di sini cuma karyawan, dan bos kami punya beberapa jenis usaha seperti takoyaki dan pisang goreng raja tanduk. Dan kami rasa tidak merugi dengan adanya perubahan kuantitas per porsinya.” Mereka juga mengaku karena bisnis takoyaki yang  mereka jalankan ada beberapa cabang dan memiliki usaha pisang goreng raja tanduk, maka mereka tidak akan rugi jika omzet diakumulasikan jadi satu.

Tidak hanya pedagang takoyaki saja yang merasakan dampak dari kenaikan harga minyak goreng namun pedagang di street food Klebengan lainnya pun merasakannya. Seperti yang kita ketahui bahwa street food merupakan tempat dimana makanan dan minuman siap santap yang dijual di jalanan, atau area publik yang sengaja dibentuk untuk tempat berdagang. Street food atau kerap disebut dengan jajanan kaki lima kini mulai marak dan dapat kita temui di sore hari hingga malam.

Berbagai makanan dan minuman disajikan di street food mulai dari aneka dimsum, takoyaki, telor gulung, cilor, batagor dan masih banyak lagi. Makanan di street food memang identik dengan makanan siap santap yang pasti dalam pengolahannya membutuhkan minyak goreng. Untuk itu adanya kenaikan harga minyak goreng sejumlah pedagang harus mensiasati jualannya agar tidak rugi namun tetap ramai pengunjung, salah satunya pedagang takoyaki yang dijelaskan di atas.  

Para pedagang street food, khususnya pedagang takoyaki merasa tak rugi, namun mereka berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan agar pasokan maupun harga minyak goreng bisa kembali normal. Kenaikan harga minyak memang menjadi salah satu masalah bagi para pedagang street food, tapi mereka tetap bersyukur dengan dibukanya street food Klebengan Yogyakarta yang menjadi lapak untuk berdagang. Pujasera Klebengan juga menyiadakan food court bagi para pedagang makanan berat seperti nasi gudeng, nasi rames dan lain sebagainya. Tentu dibukanya food court dan street food di Klebengan tidak hanya menjadi lapak rezeki untuk pedagang saja, namun bagi sejumlah tukang parkir.

Heum Coffee & Space
Oleh Indah Erlina

Yogyakarta – Yogyakarta menjadi tempat wisata favorite anak muda yang terkenal dengan kayanya varian kuliner. Mulai dari makanan khas yang menggugah selera, jajanan pasar dan kudapan yang unik, hingga tempat makan yang tak kalah menarik. Salah satu jenis kuliner yang ikonik bagi kota Yogyakarta adalah kopi. Saat ini banyak sekali ditemukan berbagai tempat kopi dengan konsep dan suasana yang menarik. Salah satu tempat ngopi atau biasa disebut dengan coffee shop yang nyaman dengan konsep yang menarik yaitu Heum coffee and space.

Ilyas, salah seorang bartender di Heum Coffee & Space

Heum coffee and space ini merupakan bentuk re-branding. Awalnya coffee shop ini dinamai dengan “Cakra,” yang berdiri pada juni 2021 yang kemudian coffee shop ini mulai direnovasi pada bulan September hingga bulan November. Dan di bulan Desember coffee shop ini dibuka kembali dengan nama Heum coffee and space dengan mengusung konsep working space. “Kalau untuk konsep Heum tentunya berbeda, kalau sekarang sudah ada smoking area, juga ada outdoor area di bagian atas yang suasananya lebih baru, jadi konsepnya lebih kearah working space gitu,” tutur Ilyas yang merupakan bartender yang bekerja di Heum. Heum coffee and space ini cocok di jadikan tempat bersantai bersama, atau untuk mengerjakan tugas, hingga hanya sekedar mencicipi kopi.

Ilyas juga menambahkan “uniknya dari coffee shop ini tu tentang lokasinya, Heum ini merupakan satu-satunya coffee shop yang ada di samping Ringroad”. Lokasinya yang persis berada di samping Jalan Ringroad Utara ini membuat coffee shop terlihat jelas dan tentunya mudah di akses oleh para pecinta kopi di Yogyakarta.

Selain lokasinya yang strategis, coffee shop Heum ini juga menyajikan berbagai daftar menu kopi, non kopi, teh, hingga soda dengan harga yang cukup terjangkau bagi mahasiswa maupun pekerja. “Untuk menu best seller dari kopi itu ada es kopi susu kohaku dan untuk yang non kopi ada cookie cream” ujar Ilyas. Menurutnya dua menu tersebut merupakan best seller di Heum yang sering dipesan oleh para pengunjung di coffee shop ini. Namun, selain menu best seller tersebut menu lainnya juga patut untuk dicoba.

Tidak hanya menu minuman saja, Heum coffee shop ini juga berkolaborasi dengan burger eater yang menyediakan berbagai jenis burger seperti beef burger atau chicken burger dan juga ada varian kentang goreng. Burger ini juga tersedia per-paket yang didalamnya sudah termasuk burger, kentang dan kopi, atau minuman lainnya.

Untuk jam operasionalnya Heum coffee shop buka setiap hari. Untuk daily open yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu buka pada pukul 10:00 WIB hingga pukul 23:00 WIB. Sedangkan, untuk hari Jumat dan Minggu Heum coffee shop ini dibuka mulai pukul 13:00 WIB hingga 23:00 WIB.

Nah, untuk yang tertarik dengan coffee shop ini dapat langsung datang ke Heum coffee and space yang berlokasi di Jalan Ringroad Utara No. 274, Depok, Sleman, Yogyakarta,  tepatnya terletak di sebelah Barat Universitas Pembangunan Nasional atau sebelah Timur Hartono Mall. Atau dapat berkunjung ke media sosial instagram Heum coffee and space dengan nama akun @heum.coffee. melalui akun instagram ini Heum coffee and space sering membagikan momen para pengunjung yang datang, membagikan foto produk seperti foto kopi, dan juga membagikan view dari Heum coffee and space, hingga membangikan info promo yang ada Heum coffee and space.

Dedaunan rempah dan gula batu dalam wedang uwuh
Oleh Fatimatuz Zahra

Rumah produksi Wedang Uwuh Farellin yang bertempat di Kadipaten Wetan, Jalan Kp. No. 194, Kadipaten, Kecamatan Kraton, Yogyakarta ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu. Wedang Uwuh biasa di jadikan buah tangan oleh sebagian besar wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta. Wedang Uwuh bisa mengobati penyakit seperti batu, masuk angin, pegel linu, perut kembung. Minuman herbal yang mempunyai manfaat untuk memperkuat daya tahan tubuh ini di produksi sendiri. Wedang Uwuh merupakan minuman herbal yang berasal dari Imogiri dan di produksi serta di jual kembali oleh Ibu Suci selaku produsen Wedang Uwuh Farellin.

“Dulu sering main ke Imogiri dan sering beli itu (Wedang Uwuh) jadi berpikir wah sepertinya cocok nih kalo dijadikan oleh-oleh makannya bikin” ucap Ibu Suci (31/03/2022)

Dalam bahasa Jawa, Wedang Uwuh mempunyai arti yang unik yakni Wedang yang artinya “minuman” dan Uwuh yang artinya “sampah.” Kemudian Wedang Uwuh di masyarakat sekitar biasa disebut sebagai sampah dari daun-daun yang jatuh. Sesuai dengan namanya, Wedang Uwuh mempunyai komposisi yang juga berasal dari dedaunan. Seperti halnya wedang pada umumnya, Wedang Uwuh juga terbuat dari jahe namun yang membuat dia berbeda adalah komposisi lainnya seperti, daun cengkeh, daun pala, daun kayu manis, serut secang serta tambahan batang cengkeh.

Inspirasi masyarakat Imogiri untuk membuat minuman herbal dari dedaunan ini, juga di dukung oleh lokasi di sekitar makam Imogiri yang di penuhi oleh pohon-pohon herbal seperti cengkeh, sehingga membuat masyarakat sekitar berpikiran untuk menciptakan dan mengolah dedaunan herbal tersebut menjadi minuman yang mempunyai sejuta manfaat. Namun, tidak semua  bahan dasarnya itu di dapat di Imogiri karna sebagian besar bahannya seperti kayu manis itu berasal dari Kulon Progo. Komponen paling penting dalam racikan Wedang Uwuh adalah kayu secang. Kayu secang ini telah lama dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sifilis, batuk darah dan radang.

Sejak zaman dahulu, Wedang Uwuh merupakan minuman khas di kalangan orang-orang sekitar Kraton Mataram, namun tidak untuk rajanya. “Ya itu kalo yang rajanya itu kalo minum bukan yang seperti ini tapi ada lagi, ini kan cuma untuk yang di sekitar makam itu aja. Kalo yang untuk anu (raja) itu ada lagi namanya bir pletok,” jawab Ibu Suci (31/03/2022)

Namun dari beberapa sumber disebutkan bahwa minuman ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1630-an saat Sultan Agung menjadi raja Kerajaan Mataram, ketika ia sedang mencari lokasi untuk pemakaman sentana (raja-raja) dinasti Mataram.

Wedang Uwuh cocok untuk orang yang tidak begitu suka dengan rasa pedas seperti yang terdapat pada halnya wedang jahe pada umumnya, karena Wedang Uwuh bahan dasarnya lebih ke dedaunan yang mengarah pada aroma daun herbal dan rempah-rempah yang menenangkan.

Sistem penjualan Wedang Uwuh Farellin selain menggunakan jasa online, Ibu Suci juga menyetok bahan kering kemudian di sebarluaskan di dareah-daerah lewat reseller dari berbagai kota misalnya Bekasi, Tangerang dan Kalimantan. Angka penjualan minuman khas daerah Imogiri ini juga naik saat pandemi karena masyarakat lebih memperhatikan kesehatan dan menjaga imun tubuh. Itu semua juga tidak terlepas dari banyak mengkonsumsi makanan dan minuman sehat seperti Wedang Uwuh ini.

Minuman yang kerap dijadikan sebagai bahan pengobatan tradisional ini diharapkan bisa terus berkembang lebih luas di pelosok nusantara, sehingga bisa mempertahankan nilai budaya dan sejarah yang ada di dalamnya.

Dokumentasi Liputan


Rumah Produksi Wedang Uwuh Farellin
Oleh Nur Afriliani Meliana

Wedang uwuh merupakan minuman tradisional yang berasal dari Yogyakarta. Tak banyak orang tahu, minuman ini ternyata juga merupakan salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari dedaunan yang mirip dengan sampah, jadi tak heran jika wedang ini diberi nama wedang uwuh yang artinya minuman sampah. Pada wedang uwuh  juga digunakan tanaman herbal bernama jahe. Selain jahe, juga ditambahkan kayu secang, cengkeh, kayu manis, pala, serai, kapulaga, dan gula batu atau gula pasir. Jahe dan kapulaga pada wedang uwuh, dapat memberikan sensasi hangat di tubuh sehingga minuman ini cocok diminum pada saat hujan atau saat santai di sore hari.

Wedang uwuh juga sangat cocok disajikan dalam keadaan panas atau hangat, karena wedang uwuh ini memiliki cita rasa yang manis pedas. Wedang uwuh berwarna merah saat disajikan, sebab salah satu komposisinya adalah secang yang akan berubah warna menjadi merah ketika direbus. Sedangkan rasa pedas wedang uwuh berasal dari bahan jahe yang memiliki cita rasa pedas.

Bungkusan Wedang Uwuh yang Siap Dijual


Wedang uwuh bukan sembarang wedang biasa, namun keberadaannya membawa manfaat bagi tubuh. Terlebih beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia dikejutkan dengan penyebaran Covid-19 yang sangat cepat. Hal ini tentu membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, adanya Covid-19 membuat pemerintah mau tidak mau harus menerapkan sistem lockdown dan PPKM demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hal ini tentu akan merugikan banyak pelaku usaha, pasalnya proses jual beli akan sedikit terhambat. Namun berbeda dengan ibu Suci, seorang  pemilik usaha “Wedang Uwuh Farellin” yang berada di Kota Yogyakarta. Ketika kami temui disebuah kedai miliknya, kami menanyakan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 terhadap usahanya. 

“Kemarin pas pandemi itu juga agak naik, soalnya semua kembali ke herbal to. Jadinya pas itu permintaannya naik lah. Tapi kalo kayak sekarang sudah biasa, kalau dulu kan orang juga penasaran, asal herbal dicoba” tutur ibu Suci.

Menurutnya, adanya pandemi ini malah memberikan keuntungan yang cukup besar bagi usahanya. Dulu beberapa waktu sempat ramai diperbincangkan bahwa minuman tradisional dipercaya mampu memberikan kekebalan dan imunitas pada tubuh. Terlebih di masa pandemi Covid-19, minuman tradisional rempah banyak digunakan masyarakat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Dan salah satu minuman rempah tradisional yang cukup populer dan memiliki khasiat yang banyak untuk kesehatan tubuh adalah wedang uwuh. Walaupun ada banyak minuman tradisional lain yang memiliki manfaat untuk tubuh seperti wedang jahe, wedang ronde, wedang secang, dan sebagainya. Namun Wedang uwuh adalah salah satu minuman tradisional yang kerap digunakan dalam pengobatan tradisional.

Adanya PPKM tentu tidak menjadi masalah bagi ibu Suci, pasalnya ibu Suci juga tidak hanya memasarkan produknya secara offline saja, tapi juga sudah mulai memasarkan produknya secara online, contohnya bisa dipesan melalui shopeefood, grabfood dan gofood. Sehingga pembeli pun bisa memesannya dengan sangat mudah tanpa harus datang ke kedai. Kini pelanggan ibu Suci juga sudah lumayan banyak, karena ibu suci tidak hanya memfokuskan produknya untuk dijadikan oleh-oleh saja. Tapi juga membuka paket usaha bagi mereka yang berminat. Terlebih, ibu Suci juga menerima pesanan dari luar kota.

“Alhamdulillah pelanggan sudah lumayan banyak, soalnya penjual wedang uwuh juga masih sedikit dan mereka mungkin nggak di sosial media dan nggak online ya. Jadi paling cuma dijual di pasar Beringharjo untuk oleh-oleh saja. Kalau kami kan tidak” tutur ibu Suci.

Ibu Kelik, salah seorang penjual pecel di daerah Prambanan
Oleh Ade Yaning Crislyn Saraswati

Memasuki bulan suci Ramadhan, ada satu jenis makanan khas yang selalu menjadi menu favorit untuk berbuka puasa oleh para umat muslim yang berada di kota Jogja, yaitu adalah pecel. Semenjak hari Sabtu sore tanggal 2 April 2022, sudah mulai banyak penjual yang menjajakan nasi pecel, menghiasi pinggir-pinggir jalan, pasar Ramadhan atau di sekitar pemukiman desa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pecel merupakan salah satu makanan yang menjadi ciri khas dari Pulau Jawa, salah satunya Yogyakarta. Pecel berisi campuran sayur-sayuran yang direbus, yang terdiri dari kangkung, bayam, kacang panjang, tokolan (kecambah), dan kubis. Sayuran tadi kemudian dibaluri dengan bumbu sambal kacang sebagai penambah cita rasa. Beberapa bahan yang diperlukan untuk membuat sambal kacang yaitu ada kacang tanah, bawang putih, cabai rawit dan cabai merah yang diuleg atau ditumbuk kemudian ditambah garam, gula, dan penyedap rasa.

Hidangan pecel yang sudah diracik, dibungkus menggunakan daun pisang untuk kemudian dibawa pulang dan dimakan di rumah oleh pembelinya. Namun, sekarang lebih banyak penjual yang menggunakan kertas minyak sebagai pengganti daun pisang. Pecel di masing-masing daerah di Pulau Jawa memiliki pembeda dan keunikan tersendiri. Ada yang menambahkan daun jeruk atau kencur pada sambal kacang. Untuk pecel khas Jogja, biasanya dilengkapi dengan tempe atau tahu bacem.

Ibu Kelik, seorang warga desa Kebondalem Lor, Prambanan yang setiap bulan puasa datang, beliau selalu berjualan sayur pecel di depan rumahnya. Beliau mulai membuka lapaknya setiap pukul 16.00 WIB. “Pecelnya sudah habis jam setengah lima tadi. Karena baru awal-awal puasa, biasanya banyak yang beli. Kalau besok-besok mungkin sudah gak seramai ini” ujar Ibu Kelik menanggapi tentang pecel buatannya yang ludes hanya dalam kurun waktu 30 menit. Pecel rata-rata dijual dengan harga mulai dari dua ribu rupiah per bungkusnya. Ibu Kelik juga menjelaskan bahwa pembeli biasa memesan pecel seharga Rp 2.000,- sampai Rp 3.000,- untuk sekitar 2-4 bungkus, untuk dimakan bersama keluarga di rumah.

Tidak mengherankan apabila pecel selalu menjadi pilihan utama oleh orang-orang untuk dijadikan asupan pertama setelah berpuasa seharian. Pecel seringkali menjadi makanan yang pertama kali habis daripada jenis makanan lainnya. Salah seorang warga asli Prambanan, ibu Suyati (70) mengatakan, “karena pecel kan seger, jadi orang-orang pada seneng. Biasanya orang males untuk masak sendiri, jadi banyak yang lebih milih beli, sebungkus dua bungkus sudah cukup buat seperlunya yang beli.” Hal ini dikarenakan varian sayur yang ada pada pecel memiliki kandungan gizi yang dapat menyehatkan tubuh. Terutama setelah tidak diberi makan dan minum selama 14 jam lamanya, tentunya tubuh akan kehilangan sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga metabolisme tubuh.

Sayuran Pecel

Sayuran pada pecel kaya akan kandungan gizi yang dapat menyehatkan badan, antara lain sayur kangkung yang mengandung zat besi, dapat mengatasi gejala anemia. Vitamin A, vitamin C, folat dan magnesium dalam sayur bayam dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Untuk meningkatkan stamina, kandungan zat besi pada kacang panjang juga dapat membuat tubuh lebih bugar. Biji kecambah memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan pencernaan. Selain itu, kubis berfungsi untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah, sehingga dapat menurunkan resiko penyakit jantung serta menjaga kesehatan jantung, dan masih banyak lagi khasiat yang terdapat pada sayur mayur pecel.

Kanari Society & Space
Oleh Arfiy Nur Hidayah


Tren bisnis perkopian terutama di Yogyakarta memang tak ada habisnya. Akhir-akhir ini banyak bermunculan coffee shop baru yang dapat ditemukan di setiap sudut Yogyakarta. Hal itu terkadang membuat para penikmat kopi kebingungan dalam memililih tempat mana yang akan didatangi untuk nongkrong atau hal lain. Tak hanya rasa saja, namun tempat dan suasana juga menjadi sebuah pertimbangan para penikmat kopi untuk mendatangi suatu tempat karena tentu saja setiap coffee shop memiliki konsep dan suasana yang berbeda.

Jika kamu sedang membutuhkan coffee shop yang nyaman untuk menyelesaikan tugas kuliah atau pekerjaan bahkan untuk berdiskusi, maka tidak ada salahnya untuk mendatangi salah satu coffee shop yang tergolong baru di Yogyakarta yaitu “KANARI Society & Space”. Coffee shop yang baru melakukan grand opening pada 22 Maret 2022 ini dapat dijumpai di jl. Cempaka baru, No. 2, Dero, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Dengan mengusung tema dan tagline “Friendly Collaborative Space” menjadikan suasana coffee shop yang berlogo burung ini nyaman untuk memikirkan banyak hal.

Saat tiba di Kanari Society & Space maka akan langsung terlihat halaman parkir yang sangat luas dengan taburan bebatuan kecil. Dari tampak depan, terlihat bangunan Kanari sangat eyecatching berupa tembok bercorak yang menjulang tinggi dengan warna netral. Ketika masuk ke dalam area Kanari kita akan diperlihatkan bangunan kafe yang didesain modern industrial serta spot foto tepat di depan pintu masuk yang sangat ikonik.

Ruang indoor dari Kanari Society & Space


Pada ruangan indoor dipenuhi dengan dinding kaca dan dilengkapi dengan AC. Di area indoor ini disediakan beberapa pasang meja kursi yang bervariasi, mulai dari meja kursi untuk dua orang hingga meja kursi yang dapat dipakai beramai-ramai. Selain meja kursi, di area indoor ini juga dapat ditemukan sofa di sudut ruangan yang dapat digunakan jika ingin memilih tempat duduk yang lebih santai, bisa sendiri, berdua, atau beberapa orang. Keluar dari area indoor, ada area semi outdoor yang menggunakan pendingin berupa kipas angin. Pada area semi outdoor ini juga disediakan tatanan meja kursi dengan jumlah yang cukup banyak. Di area ini dapat kita temukan toilet dan mushola. Setelah area semi outdoor ada juga area outdoor yang sangat luas di bagian halaman belakang Kanari. Melangkah sedikit dari area outdoor maka akan ditemukan lagi area semi outdoor.

Tatanan meja kursi yang disediakan Kanari menggunakan sandaran yang membuat tetap nyaman bahkan ketika duduk untuk waktu yang lama. Hal tersebut juga dapat membuat pengunjung merasa betah, terlebih bagi yang hobi work from cafe. Kita juga dapat menikmati alunan musik yang mengiringi selama nongkrong di Kanari dari berbagai macam genre yang akan membuat lebih rileks dan santai. “Tempatnya luas, tempat duduknya nyaman, menunya enak, jadi betah lama-lama nugas disini”, kata Kintan, salah satu pengunjung Kanari Society & Space yang sedang mengerjakan tugas kuliah.

Sebagian besar menu di Kanari Society & Space adalah kopi, salah satunya americana, yaitu americano dengan racikan resep rahasia yang dimiliki oleh Kanari. “Disini ada beberapa menu signature, diantaranya Hanalulu, Eleanor, Kanari Delusional, Kanari Sweet Memories, dan Sandiwara”, ucap Kak Adel, salah satu barista di Kanari Society & Space. Harga yang di banderol berkisar Rp. 20.000 –  Rp. 30.000. Metode pembayaran dapat dilakukan secara tunai dan non tunai yang dapat memudahkan pengunjung.

Kanari Society & Space dapat dikunjungi setiap hari pada jam operasional mereka yaitu pukul 08.00 – 24.00 WIB. Untuk mengetahui info lebih banyak tentang Kanari Society & Space, kalian bisa langsung berkunjung atau bisa juga dengan mengakses akun Instagram mereka @karanisocietyandspace.

Dokumentasi Liputan


@dimsumsewu.id menjual frozen food di Street Food Klebengan
Oleh Eliza Triana Asmara

Istilah street food mungkin sudah tidak asing terdengar di kalangan anak muda zaman sekarang. Apalagi makanan yang dijual kebanyakan makanan yang memiliki selera western food. Makanan western food memiliki banyak keunikan yang membuat makanan tersebut banyak digemari oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Tak salah jika makanan western food ini menjadi ladang cuan yang menjanjikan bagi pemilik usaha.

Salah satu street food yang ada di Yogyakarta ialah street food Klebengan Gor Universitas Gadjah Mada. Banyak sekali menu yang dapat jogeaters temui di street food Klebengan ini. Dimulai dari makanan lokal maupun makanan yang berbau western food. Bicara tentang banyaknya menu yang dijual berarti sama dengan banyaknya peluang bisnis yang ada di street food ini. Sebagai tempat pariwisata, Kota Yogyakarta juga memberi peluang kepada para pebisnis untuk selalu berinovasi dalam bidang kuliner. Kuliner akan selalu diburu oleh para wisatawan ataupun warga lokal.

Menikmati suasana sore hari di Yogyakarta, membeli aneka jajanan street food bisa menjadi pilihan para pengunjung setelah menghabiskan waktu seharian menjalankan aktivitasnya. Sama halnya dengan penjual yang menyewa stand di Pasar Klebengan, adanya lokalisasi tempat untuk memasarkan produknya menjadi salah satu sumber penghasilan bagi para penjual. Seperti salah satu penjual di sana yaitu @dimsumsewu.id yang menjual aneka makanan frozen food di Klebengan, menurut hasil wawancara dua karyawan @dimsumsewu.id street food Klebengan menjadi salah satu tempat pilihan untuk mereka menjajakan produk usahanya. "Dalam sehari saja bisa mendapat omzet ratusan ribu rupiah” ujar mas Febri Nurhidayat. Dua tahun adalah waktu yang tidak sebentar untuk menjadi bagian dari street food Klebengan.

Bisnis western food menjadi fenomena yang marak sekali dijalankan di Daerah Istimewa Yogyakarta karena menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menggiurkan. Mengapa demikian? Karena dengan waktu penjualan yang terbilang singkat dimulai dari pukul 16.00 s/d 22.00 WIB penjual dapat mengasilkan omzet sampai ratusan ribu rupiah. Sungguh menjadi ladang cuan yang menggiurkan bukan?

Walaupun begitu, penjualan memang tidak selalu untung setiap waktu. Ada kalanya penjual mendapatkan untung yang banyak, namun tak jarang penjual juga mengalami kerugian dari penurunan omzet penjualan. Seperti halnya penjual @dimsumsewu.id ketika cuaca hujan, mereka mengalami penurunan omzet karena pengunjung yang datang biasanya lebih sedikit dibandingkan ketika cuaca cerah. Tak jarang pula para penjual menutup stand dagangan mereka karena faktor cuaca buruk. Meskipun begitu para pedagang berusaha untuk tetap pantang menyerah mencari cuan di street food Klebengan.

Para pedagang yang memiliki semangat sebagai pebisnis sejati tentunya tidak akan kehabisan akal, seperti yang dilakukan penjual @dimsumsewu.id yang berinisiatif untuk membuat akun bisnis instagram dengan nama akun @dimsumsewu.id. Di sana mereka selalu memberikan informasi cabang @dimsumsewu.id lain sebagai alternatif pembelian ketika di salah satu tempat tidak berjualan.

Tidak hanya @dimsumsewu.id, banyak diantara pedagang di street food Klebengan yang mempunyai akun bisnis instagram sebagai alternatif penjualan. Dengan alibi “yang terpenting bisa menghasilkan cuan di kala cuaca tidak bersahabat, mba.” Ujar salah satu pedagang di street food Klebengan.

Berbagai suka duka dirasakan oleh pedagang street food Klebengan. Namun para pedagang justru bersyukur dan berterima kasih kepada pihak terkait yang telah menyediakan tempat dan stand untuk berjualan di depan Gor Klebengan Universitas Gadjah Mada. Street food ini menjadi salah satu ladang cuan yang dinilai cukup strategis untuk para pebisnis kuliner. Gimana nih lumayan bisa dijadikan peluang bisnis dan menghasilkaan ladang cuan bukan? Apakah jogeaters siap menjadi bagian para pencari cuan di street food Klebengan selanjutnya?

Dokumentasi Liputan



Newer Posts Home

ABOUT US

Gudangnya serba serbi makanan dan minuman istimewa di Daerah Istimewa Yogyakarta

POPULAR POSTS

  • Geplak, Makanan Super Manis Khas Bantul Yogyakarta
  • 28 Coffee Tamsis, Coffee Shop Yogyakarta; Rekomendasi Tepat Untuk Nongkrong Dan Belajar
  • Bakpia 5555: Oleh-Oleh Wajib yang Fresh dan Hemat di Kantong
  • Lumpia Samijaya atau Lumpia Mutiara, Manakah yang Benar?
  • Couvee, Bisnis Coffee Shop yang Menjamur di Yogyakarta

Categories

  • Bisnis 5
  • Food 8
  • Rekomendasi 18
  • Tips 5
  • Unik 11
  • Viral/Tren 10
Powered by Blogger

Post Archive

  • 2022 52
    • June 2022 42
    • April 2022 10

About Us

Jogeat (Jogja Eating-Eating)
View my complete profile

Copyright © JOGEAT. Designed by OddThemes